MAJALAH PERHIMPUNAN PEMUDA TIONGHOA HSIAO YOU HUI.
.
Ivan Taniputera.
23 Agustus 2016
.
Judul: Verslag dari “Hsiao You Hui” dalem boelan December 1929.
Penulis: --
Jumlah halaman: 10.
Penerbit:--
.
Ini
merupakan majalah bagi perkumpulan “Hsiao You Hui,” yang merupakan
organisasi pemuda Tionghoa. Pada halaman paling depan dijelaskan bahwa
nama perkumpulan ini akan diubah menjadi “Hua Chiao Tsing Nien Hui” atau
“Hua Chiao Tsing Nien Chung Hui.”
.
Pada
majalah ini diulas pula mengenai sejarah perkumpulan tersebut.
Pendiriannya berlangsung sekitar 1913 oleh siswa-siswa THHK Semarang.
BUKU BERUSIA LEBIH DARI 100 TAHUN MENGULAS TENTANG CHINA DAN PERMASALAHANNYA.
.
Ivan Taniputera.
20 Agustus 2016
.
.
Judul: Oeroesan Tiong Kok 15 Tahon di Moeka
Penulis: T. H. Phoa Sr.
Penerbit: Tjiong Koen Bie & Co., Pintoe Besar Batavia, 1909
Jumlah halaman: 30.
.
Buku
ini membahas seluk beluk politik Tiongkok dan hubungnnya dengan bangsa
Barat. Sebagai contoh, adalah ulasan mengenai Perang Candu dari sisi
orang China:
.
“Tentang
hal peperangan Tiong Kok - Inggris jang diseboet djoega perang tjandoe,
semoewa orang tantoe soedah dengar; tetapi brangkali tjoemah sedikit
sadja jang mengarti, bagimana dalam ini paperangan teroes meneroes
Inggris ada berlakoe amat boewas pada rahajat Tiong Kok, jang - akaen
mendjalanken kasopanan - soedah membantah boewat dikasih masoek tjandoe,
jang mendjadi ratjoen boewat marika itoe.” (halaman 3).
.
Di dalamnya juga ada kecaman terhadap bangsa Barat:
.
“Demikianlah
kira-kira pikirannja kabanjakan orang bangsa Europa, koetika di
Tiongkok ada terbit hoeroe-hara; tetapi marika itoe tida taoe, bahoewa
fatsal oeroesan Tiong Kok ada lebih dalam ; boekan bangsa Tiong Hoa jang
boewas, tapi bangsa Europa jang seperti rampok, lantaran ingin
kaoentoengana dan banjak oewang; dan boekan dengan bermaksoed soetji
soedah bersarang di Tiong Kok - bersendjata dengan senapan dan meriam,
dan jang lebih heibat lagi, jaitoe dengan tjandoe jang ija kasih masoek
di sitoe dengan lakoe jang kedjam dan paksa, melawan pada kahendaknja
rahajat Tiong Kok, boewat ratjoeni marika itoe jang tida sekali membri
lantaran satoe apa.” (halaman 1).
.
Buku ini juga menyerukan perlawanan terhadap dinasti Qing (1644-1912) yang dianggap sebagai sumber kemerosotan China:
.
“Kaloe
dinastie rampok (Boan) bisa atoer betoel pamerintahan, boewat mana ija
soedah dapat tempo (+- 300 tahon) jang lebih dari tjoekoep, tantoelah
radja-radja Barat tida nanti balas soerat itoe dengan meriam dan kapal
perang.
Hina’an,
tjatjian dan nista’an jang kita dapat dari lain bangsa, itoe samoewa
ada dari lantaran boesoeknja Boan, maka itoe, kaloe Mandsjoe dynastie
soedah laloe dari karadja’an Han, oeroesan Tiong Kok poen tantoe djadi
selesih, dan negri kita - Han, djoega tida dihinggapi lagi oleh itoe
penjakit jang heibat.” (halaman 30).
.
Dengan
demikian, nampak bahwa semangat perlawanan terhadap dinasti Qing yang
didirikan bangsa Manchu (disebut Boan dalam buku ini) juga tersebar
hingga ke Kepulauan Nusantara.